Conditional Sentences
A. Pengantar
Setiap kalimat conditional terdiri atas dua klausa, yaitu Main Clause dan if Clause.
Susunan atau letak Main
Clause dapat berada di depan dan juga dibelakang. Perbedaan letak main Clause
ini sama sekali tidak mempengaruhi arti.
Main Clause dalam kalimat pengandaian selalu memiliki modal, sedang If Clause tidak. Modal yang paling
sering digunakan adalah : “will” atau “shall” an Modal yang lain adalah “can”,”may”,”must”,”have to” dan “ought to”. Modal ini bisa dalam bentuk present atau past tense sesuai dengan
tipe kalimat
pengandaiannya.
Sesuai
dengan namanya, kalimat pengandaian menyatakan suatu hal yang diharapakan terjadi, akan tetapi kenyataan belum atau tidak terjadi sebagaimana
yang diharapakan.
Contoh : Main Clause If Clause
1. I will come to the party if Susi
invites me
2. We
shall go together if We have enough time
Susunan kalimat di atas bisa diubah dengan memindahkan Main Clause di bagian belakang kalimat,
sehingga susunannya menjadi :
1. If Susi invites me, I will go to the party
2. If we have
enough time, we
shall go together.
B. Tipe-Tipe Kalimat Kondisional
a. Tipe I (Future Conditional Sentences)
Kalimat pengandaian tipe I menunjuk pada peristiwa yang diharapkan terjadi pada waktu yang akan datang, sehingga mungkin terjadi atau tidak. Modal pada Main Clause dan kata kerja pada If Clause semuanya dalm bentuk present.
Contoh :
1. They will visit you if you meet them.
(Artinya : They may visit you, you may meet they).
2. I can go for a swim the weather is
not bad,
(Artinya : I may go for a swim, the weather may not be bad).
b.Tipe II
Kalimat pengandaian tipe II untuk menyatakan sesuatu yang bertentangan dengan fakta pada waktu sekarang sehingga tidak mungkin terjadi atau kemungkinan kecil terjadi pada waktu sekarang. Modal pada Main Clause dan kata kerja atau to be dan If Clause semuanya dalam bentuk Past Tense. To be untuk semua pronoun adalah “were”.
Contoh :
1. They would visit you if you met them.
(Artinya : They don’t visit you because you don’t meet them).
2. I could go for a swim if the weather were not bad.
(artinya : I can’t go for a swim because the weather is bad).
c. Tipe III
Kalimat pengandaian tipe III menunjuk pada peristiwa yang akan terjadi di waktu lampau, digunakan untuk menyatakan sesuatu yang bertentangan
dengan kenyataan pada waktu lampau sehingga tidak mungkin terjadi pada waktu sekarang. Modal
pada
Main Clause dalam bentuk Past Tense ditambah dengan
‘have’ dan kata kerja atau ‘to be’ bentuk ketiga, sedang kata kerja If Clause dalam bentuk Past Perfect Tense.
Contoh :
1. They would have visited you if you had met them.
(Artinya : They didn’t visit you because you didn’t meet them).
2. I could have gone for a swim if the had not been bad.
(Artinya : I couldn’t go for a swim because the weather was bad).
C. Kalimat Kondisional Tanpa
If
If Clause pada kalimat pengandaian tidak harus selalu dimulai dengan kata if.
Kata-kata lain yang mempunyai makna
setara adalah :
‘on condition that’ (dengan syarat bahwa), ‘provided that’ (asalkan) dan ‘unless’ (kecuali jika).
If juga bisa dihilangkan dengan menggunakan inversi atau susun balik. Bentuk inversi ini hanya bisa
digunakan pada kalimat pengadaian tipe II yang memiliki to be ‘were’ dan kalimat pengandaian tipe-III.
Contoh :
1. We shall go if we have enough time.
We shall go on condition that we have enough time.
We shall go provided that we have enough time.
We shall not go unless we have enough time.
2. If she were sick, she couldn’t do the work.
Were she sick, she couldn’t do the work.
3. If we had had enough time, we should have gone together.
Had we had enough time we should gone together.
Semoga bermanfaat.
0 komentar:
Post a Comment